Kamis, 13 Januari 2011

SIKLUS MENSTRUASI

SIKLUS MENSTRUASI 

Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi.
Menstruasi pertama (menarke) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause.
Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.

Bagi remaja putri, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur pada masa-masa awal adalah hal yang normal. Mungkin saja remaja putri mengalami jarak antar 2 siklus berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan terjadi 2 siklus. Namun jangan khawatir, setelah beberapa lama siklus menstruasi akan menjadi lebih teratur.
Pengetahuan akan siklus menstruasi yang dialami sangatlah penting bagi remaja putri. Dengan mengetahui pola siklus menstruasi akan membantu dalam memperkirakan siklus menstruasi yang akan datang.
Siklus dan lamanya menstruasi dapat diketahui dengan membuat catatan pada kalender. Tandai setiap hari ke-1 siklus menstruasi yang terjadi setiap bulannya dengan tanda silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui pola siklus menstruasi pada diri Anda.

Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14 terjadi pelepasan telur dari ovarium (disebut ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah satu tuba falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.
falopii. Di dalam tuba falopii dapat terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin sehingga terjadilah kehamilan.

Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan atau disebut sebagai siklus menstruasi. Siklus dapat berlangsung selama 3-5 hari, terkadang sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

http://medicastore.com/image_news/clip_image002.jpg
Siklus menstruasi dibagi menjadi 3 fase, yakni fase folikuler, fase ovulatoir, dan fase luteal.
  • Fase Folikuler
    Fase folikuler dimulai dari hari ke-1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

    Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan.
Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
  • Fase Ovulatoir
    Fase ovulatoir dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.
  • Fase Luteal
    Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesteron.

    Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi.

    Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (
    human chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan hormonnya sendiri.
    Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.

Perbedaan siklus :Siklus reproduksi pada makhluk hidup ada dua macam, siklus estrus dan siklus menstruasi. Siklus estrus terjadi pada mamalia non primata sedangkan siklus menstruasi terjadi pada hewan primata dan pada manusia. Perbedaan antara siklus estreus dan siklus menstruasi adalah:
1.Perubahan perilaku, pada siklus estrus terlihat adanya perubahan perilaku pada setiap tahapannya namun pada siklus menstruasi perubahan perilaku tidak terlalu terlihat.
2.External Bleeding, atau disebut juga dengan pendarahan keluar. Pada siklus menstruasi pendarahan keluar terjadi akibat adanya arteri spiral yang mengalami konstriksi bersamaan dengan luruhnya endometrium bagian (pars) fungsionalis. Pars basalis tidak meluruh dan permukaannya yang berbatasan pars fungsionalis akan diperbaiki pada fase reparasi, sehingga pars fungsionalis beserta arteri spiral akan utuh kembali. Pada fase estrus tidak terjadi pendarahan keluar karena tidak adanya arteri spiral jadi yang terjadi adalah adanya perobakan endometrium dan sel-sel yang sudah tidak dibutuhkan akan dimakan oleh sel-sel darah putih pada tubuhnya sendiri. Peluruhan sel endometrium ini disebabkan karena adanya pengurangan jumlah hormon progesteron yang dihasilkan oleh korpus leteum.
3.Waktu kawin, Pada hewan yang mengalami siklus estrue perkawinan hanya terjadi pada fase estrus saja sedangkan pada primata dan manusia yang mengalami siklus menstruasi perkawinan dapat terjadi kapan saja.(Anonim, 2009 B)
Pendarahan keluar atau dapat pula disebut dengan external bleeding dapat terjadi pada hewan non primata, namun volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit tidak sebanyak pada primata dan manusia. Namun darah yang keluar ini seringkali disalahartikan sebagai menstruasi padahal faktor-faktor yang mempengaruhi hal ini berbeda dengan yang terjadi pada mamalia oleh karena itu pendarahan pada hewan mamlia ini disebut pula pseudomenstruasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah titer estrogen yang bersifat anabolik bukan dikarenakan adanya penurunan jumlah progesteron. Sejalan dengan pertumbuhan folikel yang sangat cepat, terjadi pengeluaran sel-sel darah yang menembus dinding pembuluh darah atau disebut juga diapedesis, sedangkan pada siklus menstruasi pendarahan keluar dikarenakan adanya peluruhan dari dinding endometrium. Contoh hewan yang mengalami pseudomenstruasi antara lain : anjing, kucing, kuda, dan sapi.

Pengertian Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004)
Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).
Siklus Menstruasi
1) Gambaran klinis menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita (Grenspan, 1998).
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun (Cunningham, 1995).
2) Aspek hormonal selama siklus menstruasi
Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ;
a) Hormon-hormon yang dihasilkan gonadotropin hipofisis :
o Luteinizing Hormon (LH)
o Folikel Stimulating Hormon (FSH)
o Prolaktin Releasing Hormon (PRH)
b) Steroid ovarium
Ovarium menghasilkan progestrin, androgen, dan estrogen. Banyak dari steroid yang dihasilkan ini juga disekresi oleh kelenjar adrenal atau dapat dibentuk di jaringan perifer melalui pengubahan prekursor-prekursor steroid lain; konsekuensinya, kadar plasma dari hormon-hormon ini tidak dapat langsung mencerminkan aktivitas steroidogenik dari ovarium.
3) Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
c) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
o Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
o Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang tinggi.
o Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
o Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
o Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi (Hanafiah, 1997).
4) Mekanisme siklus menstruasi
Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi. Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai puncaknya satu hari sebelum ovulasi. Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40 mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.
Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium sesuai dengan fase luteal.
Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara hari ke-20 dan 23 (Jacoeb, 1994).
Dalam program KB ini ada 7 jenis alat kontrasepsi yang aman sebagai berikut :
1. Kondom
Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Kegagalan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom secara tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak merepotkan. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan.
2. Spermatisida
Ini bahan sejenis bahan kimia aktif yang berfungsi “membunuh” sperma. Dapat berwujud cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Ketika memasukkan spermatisida kedalam vagina harus menggunakan alat yang telah disediakan dalam kemasan. Sangat tidak diperbolehkan menggunakan tangan!. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut belum yang cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang dari 6 jam usai senggama.
3. Vagina Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya alat kontrasepsi ini bisa menurun bila terlalu cepat dilepas kurang dari 8 jam setelah senggama.
“Permasalahanya, banyak wanita harus belajar dulu cara memasukkan kedalam vagina. Dan kebanyakan wanita Indonesia tidak terbiasa atau sungkan memasukkan jari ke dalam lubang vagina” jelas Dr. Prima
4. Pil KB
Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. Kesuburan Anda juga dapat kembali pulih dengan cara cukup menghentikan pemakaian pil ini.
5.  Suntik KB
Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil.
6. Susuk KB
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter Anda. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan.
7. IUD (Spiral)
Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti spiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam rahim.
Inilah 7 jenis alat kontrasepsi yang aman dan apapun pilihan Anda, silahkan konsultasikan dahulu dengan dokter kandungan Anda, dan bicarakan dengan pasangan agar tercipta rasa nyaman selalu.






  
Top of Form
Bottom of Form






Jenis-jenis Kontrasepsi

Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yang berarti mencegah/menghalangi dan ‘konsepsi’ yang berarti pembuahan atau pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi. Tingkat efektivitas dari kontrasepsi tergantung dari usia, frekuensi melakukan hubungan seksual dan yang terutama apakah menggunakan kontrasepsi tersebut secara benar. Banyak metode kontrasepsi yang memberikan tingkat efektivitas hingga 99 % jika digunakan secara tepat. Jenis kontrasepsi yang ada saat ini adalah : kondom (pria atau wanita), pil (baik yang kombinasi atau hanya progestogen saja), implan/susuk, suntik, patch/koyo kontrasepsi, diafragma dan cap, IUD dan IUS, serta vasektomi dan tubektomi.

Jenis-jenis kontrasepsi
Yang dibahas disini adalah jenis kontrasepsi yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu :
kondom
1. Kondom

Kondom merupakan jenis kontrasepsi penghalang mekanik. Kondom mencegah kehamilan dan infeksi penyakit kelamin dengan cara menghentikan sperma untuk masuk ke dalam vagina. Kondom pria dapat terbuat dari bahan latex (karet), polyurethane (plastik), sedangkan kondom wanita terbuat dari polyurethane. Pasangan yang mempunyai alergi terhadap latex dapat menggunakan kondom yang terbuat dari polyurethane. Efektivitas kondom pria antara 85-98 % sedangkan efektivitas kondom wanita antara 79-95 %. Harap diperhatikan bahwa kondom pria dan wanita sebaiknya jangan digunakan secara bersamaan.



http://www.fertitest.co.id/theme/blue/images/suntik.jpg
2. Suntik

Suntikan kontrasepsi diberikan setiap 3 bulan sekali. Suntikan kontrasepsi mengandung hormon progestogen yang menyerupai hormon progesterone yang diproduksi oleh wanita selama 2 minggu pada setiap awal siklus menstruasi. Hormon tersebut mencegah wanita untuk melepaskan sel telur sehingga memberikan efek kontrasepsi. Banyak klinik kesehatan yang menyarankan penggunaan kondom pada minggu pertama saat suntik kontrasepsi. Sekitar 3 dari 100 orang yang menggunakan kontrasepsi suntik dapat mengalami kehamilan pada tahun pertama pemakaiannya.



http://www.fertitest.co.id/theme/blue/images/implan.jpg
3. Implan

Implan atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progestogen, implan ini kemudian dimasukkan ke dalam kulit di bagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara perlahan dan implan ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Sama seperti pada kontrasepsi suntik, maka disarankan penggunaan kondom untuk minggu pertama sejak pemasangan implan kontrasepsi tersebut.



http://www.fertitest.co.id/theme/blue/images/IUD_IUS.jpg
4. IUD & IUS

IUD (intra uterine device) merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari lilitan tembaga yang ada di badan IUD. IUD merupakan salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan di dunia. Efektivitas IUD sangat tinggi sekitar 99,2-99,9 %, tetapi IUD tidak memberikan perlindungan bagi penularan penyakit menular seksual (PMS). Saat ini sudah ada modifikasi lain dari IUD yang disebut dengan IUS (intra uterine system), bila pada IUD efek kontrasepsi berasal dari lilitan tembaga dan dapat efektif selama 12 tahun maka pada IUS efek kontrasepsi didapat melalui pelepasan hormon progestogen dan efektif selama 5 tahun. Baik IUD dan IUS mempunyai benang plastik yang menempel pada bagian bawah alat, benang tersebut dapat teraba oleh jari didalam vagina tetapi tidak terlihat dari luar vagina. Disarankan untuk memeriksa keberadaan benang tersebut setiap habis menstruasi supaya posisi IUD dapat diketahui.



http://www.fertitest.co.id/theme/blue/images/pil_kontrasepsi.jpg
5. Pil Kontrasepsi

Pil kontrasepsi dapat berupa pil kombinasi (berisi hormon estrogen & progestogen) ataupun hanya berisi progestogen saja. Pil kontrasepsi bekerja dengan cara mencegah terjadinya ovulasi dan mencegah terjadinya penebalan dinding rahim. Apabila pil kontrasepsi ini digunakan secara tepat maka angka kejadian kehamilannya hanya 3 dari 1000 wanita. Disarankan penggunaan kontrasepsi lain (kondom) pada minggu pertama pemakaian pil kontrasepsi.

Kelebihan & kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi
Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, berikut kelebihan dan kekurangan dari metode kontrasepsi yang telah disebutkan diatas :
No
Jenis
Kontrasepsi
Kelebihan
Kekurangan
1.





Kondom




  • Bila digunakan secara tepat maka kondom dapat digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS)
  • Kondom tidak mempengaruhi kesuburan jika digunakan dalam jangka panjang
  • Kondom mudah didapat dan tersedia dengan harga yang terjangkau
  • Kekurarngan penggunaan kondom memerlukan latihan dan tidak efisien
  • Karena sangat tipis maka kondom mudah robek bila tidak digunakan atau disimpan sesuai aturan
  • Beberapa pria tidak dapat mempertahankan ereksinya saat menggunakan kondom.
  • Setelah terjadi ejakulasi, pria harus menarik penisnya dari vagina, bila tidak, dapat terjadi resiko kehamilan atau penularan penyakit menular seksual.
  • Kondom yang terbuat dari latex dapat menimbulkan alergi bagi beberapa orang.
2.
Suntik Kontrasepsi
  • Dapat digunakan oleh ibu yang menyusui.
  • Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual.
  • Darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan membantu mengatasi kram saat menstruasi.
  • Dapat mempengaruhi siklus mentruasi.
  • Kekurangan suntik kontrasepsi /kb suntik dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
  • Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
  • Harus mengunjungi dokter/klinik setiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan suntikan berikutnya.
3.
Implan/Susuk Kontrasepsi
  • Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu 3 tahun.
  • Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.
  • Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual.
  • Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat mempengaruhi siklus mentruasi.
  • Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
  • Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
4.
IUD/IUS
  • Merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif.
  • Bagi wanita yang tidak tahan terhadap hormon dapat menggunakan IUD dengan lilitan tembaga.
  • IUS dapat membuat menstruasi menjadi lebih sedikit (sesuai untuk yang sering mengalami menstruasi hebat).
  • Pada 4 bulan pertama pemakaian dapat terjadi resiko infeksi.
  • Kekurangan IUD/IUS alatnya dapat keluar tanpa disadari.
  • Tembaga pada IUD dapat meningkatkan darah menstruasi dan kram menstruasi.
  • Walaupun jarang terjadi, IUD/IUS dapat menancap ke dalam rahim.
5.
Pil Kontrasepsi/kb
  • Mengurangi resiko terkena kanker rahim dan kanker endometrium.
  • Mengurangi darah menstruasi dan kram saat menstruasi.
  • Dapat mengontrol waktu untuk terjadinya menstruasi.
  • Untuk pil tertentu dapat mengurangi timbulnya jerawat ataupun hirsutism (rambut tumbuh menyerupai pria).
  • Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
  • Harus rutin diminum setiap hari.
  • Saat pertama pemakaian dapat timbul pusing dan spotting.
  • Efek samping yang mungkin dirasakan adalah sakit kepala, depresi, letih, perubahan mood dan menurunnya nafsu seksual.
  • Kekurangan Untuk pil kb tertentu harganya bisa mahal dan memerlukan resep dokter untuk pembeliannya.
Selain jenis kontrasepsi di atas, terdapat juga metode kontrasepsi yang tidak menggunakan alat apapun yang biasa disebut dengan KB alami , yang dapat dilihat pada artikel selanjutnya.



Desember



November


Jenis-jenis Kontrasepsi

Oktober










Tidak ada komentar:

Posting Komentar